Inovasi baru pengolahan telur asin aneka rasa akan menjadi sebuah peluang usaha baru. Usaha telur asin aneka rasa ini perlu dibuat, selain untuk menambah variasi baru, telur asin yang beraneka ragam ini juga untuk memenuhi asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin. Telur asin yang ada di pasaran saat ini terkadang kadar keasinannya tidak tentu, sehingga kadang konsumen merasa enggan untuk membeli telur asin. Usaha produksi telur asin sangat menjanjikan karena peminatnya cukup besar. Produk telur asin masih bisa dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma, seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan pasar.
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa telur bebek juga mengandung mineral kalsium dan magnesium. Telur memenuhi kriteria sebagai bahan makanan yang bernilai biologi tinggi karena proteinnya mudah dicerna dengan koefisien cerna 96%. Dibandingkan dengan daging sapi, beras, dan jagung, nilai biologi protein telur bebek paling tinggi karena mudah dicerna oleh tubuh, telur sangat cocok dikonsumsi terutama oleh anak balita (membutuhkan protein 15 gram per hari).
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Inovasi berbagai pengolahan pangan merupakan salah satu usaha produsen untuk menarik minat konsumen yang ada di pasar. Bentuk inovasi pangan yang sedang berkembang di masyarakat atau negara Indonesia sekarang ini salah satunya adalah pengolahan hasil dari peternakan itik, berupa telur maupun daging. Hal ini dikarenakan output dari hasil pertenakan seperti daging dan telur itik, tidak dapat bertahan lama setelah dipanen. Telur itik memiliki struktur kulit yang keras dan tidak mudah retak, hal ini menjadi gambaran untuk pengolahan telur itik lebih lanjut menjadi telur asin agar bisa lebih awet pada saat dikonsumsi.Dari sekian banyak telur yang dihasilkan oleh hewan unggas, sebagai salah satunya adalah telur itik yang sering dikonsumsi masyarakat dari segala kalangan, dan belum dioptimalkan potensinya untuk diolah lebih lanjut ke dalam bentuk olahan. Hal ini dikarenakan telur dikonsumsi dalam bentuk masakan langsung, seperti digoreng, dll.
Telur asin yang sering dijumpai di pasar tradisional atau supermarket merupakan produk asli masyarakat Indonesia yang dikerjakan secara Home Industry (Industri Rumahan). Rasanya yang khas dan gurih sangat disukai masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak dan gurih, telur asin sering digunakan sebagai obat diare atau sakit perut.
Inovasi baru pengolahan telur asin aneka rasa akan menjadi sebuah peluang usaha baru. Usaha telur asin aneka rasa ini perlu dibuat, selain untuk menambah variasi baru, telur asin yang beraneka ragam ini juga untuk memenuhi asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin. Telur asin yang ada di pasaran saat ini terkadang kadar keasinannya tidak tentu, sehingga kadang konsumen merasa enggan untuk membeli telur asin.
Usaha produksi telur asin sangat menjanjikan karena peminatnya cukup besar. Produk telur asin masih bisa dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma, seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan pasar.
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa telur bebek juga mengandung mineral kalsium dan magnesium. Telur memenuhi kriteria sebagai bahan makanan yang bernilai biologi tinggi karena proteinnya mudah dicerna dengan koefisien cerna 96%. Dibandingkan dengan daging sapi, beras, dan jagung, nilai biologi protein telur bebek paling tinggi karena mudah dicerna oleh tubuh, telur sangat cocok dikonsumsi terutama oleh anak balita (membutuhkan protein 15 gram per hari).
Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Telur mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, serta dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan.Dalam telur itik, protein lebih banyak terdapat pada bagian kuning telur, 17 persen, sedangkan bagian putihnya 11 persen. Protein telur terdiri dari ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin (kuning telur). Protein telur mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat. Pada suatu penelitian dengan menggunakan tikus percobaan, diketahui bahwa telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization) 100 persen, bandingkan dengan daging ayam (80%) dan susu (75%). Berarti jumlah dan komposisi asam aminonya sangat lengkap dan berimbang, sehingga hampir seluruh bagiannya dapat digunakan untuk pertumbuhan maupun penggantian sel-sel yang rusak.
Menyikapi permasalahan di atas, maka diperlukan suatu cara untuk mengoptimalkan potensi telur itik, yaitu dengan pengolahan telur itik menjadi “Telur Asin Aneka Rasa”, dengan berbagai varietas rasa yang bisa dibuat, yaitu telur asin rasa Soto, telur asin rasa Gulai dan telur asin rasa Asap. Hingga saat ini potensi pengolahan telur asin dengan berbagai rasa masih kurang dikenal oleh masyarakat umum. Di sisi lain, sebagian besar masyarakat baru mengenal kalau telur asin itu hanya memiliki satu rasa saja yaitu asin atau sesuai dengan namanya. Kalangan masyarakat sekarang sudah banyak yang berkecimpung menjadi peternak itik, tapi dengan masih minimnya ide untuk mengolah hasil ternak itik tadi berupa telur, yang sebenarnya dapat diolah lebih lanjut. Adanya pengolahan menjadi telur asin aneka rasa tadi, diharapkan dapat menambah nilai jual telur itik serta menjadi daya tarik tersendiri, karena telur asin sangat praktis untuk di konsumsi sebagai lauk makan sekaligus mengandung protein dan bergizi tinggi.
Pembuatan telur asin aneka rasa ini sangat sederhana dan memiiki nilai kreatifitas yang tinggi. Bahan (telur itik) lokal sangat mudah di dapat dari para peternak itik dengan harga yang sangat murah, setiap butir/ biji ± Rp 1.100,00. Sehingga bisnis telur asin aneka rasa ini sangat menjanjikan sebagai usaha wiraswasta yang nilai positifnya adalah dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat/ penduduk sekitar.
I.II Perumusan Masalah
Telur itik merupakan hasil utama dari beternak itik yang banyak/ sebagian masyarakat sudah mau beternak itik. Bahkan sekarang sudah banyak kelompok peternak itik, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal telur hasil dari itik tersebut, umumnya peternak langsung menjual hasil telur tersebut ke pedagang dan jarang terfikirkan untuk mengolah hasil telur tersebut menjadi olahan yang menarik. Adapun pengolahan lebih lanjut ke dalam bentuk telur asin aneka rasa ini dapat mengoptimalkan potensi telur itik sebagai produk inovasi pangan yang praktis, awet (tahan lebih lama), bergizi tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Dari pernyataan tersebut, dapat dirumuskan suatu permasalahan. Bagaimana cara mewujudkan dan pengembangan ’telur asin aneka rasa’ sebagai upaya optimalisasi telur asin menjadi salah satu produk inovasi pangan yang sesuai dengan selera konsumen dan diterima oleh masyarakat luas juga tidak mengurangi dari kearifan lokal kita?
I.III Profil Organisasi
Profil pelaksanaan kegiatan Program Kewirausahaan adalah sebagai berikut :
Visi Perusahaan
Usaha Produksi “Telur Asin Aneka Rasa” Sebagai Alternatif Wirausaha Bagi Mahasiswa.
Misi Perusahaan
Pemanfaatan telur itik sebagai bahan utama dalam usaha meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan.
Biodata unit usaha
1. Nama Perusahaan : ABAD 21
2. Bidang Usaha : PRODUKSI TELUR ASIN
3. Jenis Produk / Jasa : TELUR ASIN ANEKA RASA
4. Alamat Perusahaan : WARAK 06/08 SUMBERADI MLATI SLEMAN
5. Nomor Telepon : 0815 7813 8827
6. Nomor Fax : -
7. Alamat E-mail : sakti_12583@yahoo.com
8. Situs Web : -
9. Mulai Berdiri : 2011
Biodata usahawan
1. Nama : BIMA SAKTI NOVI TRI NUGRAHA
2. Jabatan : MANAJER
3. Tempat dan Tanggal Lahir : SLEMAN, 21 NOVEMBER 1990
4. Alamat Rumah : WARAK 06/08 SUMBERADI MLATI SLEMAN
5. Nomor Telepon : 0857 4234 5971
6. Nomor Fax : -
7. Alamat E-mail : npx_club@yahoo.com
I.IV Tujuan Program
Tujuan dilaksanakannya program antara lain:
1) Mengoptimalkan potensi telur itik menjadi suatu produk inovasi pangan yang praktis, mempunyai kandungan protein dan gizi yang tinggi.
2) Mengetahui pengolahan telur asin aneka rasa agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi di masyarakat.
3) Memperkenalkan produk inovasi pengolahan hasil ternak menjadi telur asin aneka rasa kepada kalangan umum sehingga dapat diterima dan siap dipasarkan.
4) Untuk mengetahui strategi pemasaran yang harus diterapkan pada usaha pengolahan telur asin aneka rasa, dan mengetahui dampak ekonomis yang timbul dengan adanya pengolahan telur asin aneka rasa.
5) Menumbuhkan motivasi berwirausaha dikalangan mahasiswa.
6) Menumbuhkan/ Mengembangkan jiwa kewirausahaan sejak dini di kalangan mahasiswa.
7) Membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat umum.
8) Membangun jaringan sebagai salah satu cara mengembangkan usaha di masa mendatang.
I.V Luaran yang Diharapkan
Dari pelaksanaan program ini, luaran yang diharapkan antara lain:
1) Produk ’telur asin aneka rasa’ yang murah, praktis dan bergizi tinggi, meningkatkan margin keuntungan serta dapat diterima oleh masyarakat luas.
2) Pemasaran produk ’telur asin aneka rasa’ di toko-toko kelontong dan untuk ke depannya dapat dipasarkan melalui minimarket dan supermarket besar.
3) Produksi ’telur asin aneka rasa’ ini secara massal dan berkelanjutan sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi kalangan masyarakat umum.
I.VI Kegunaan Program
Manfaat dilakukannya program ini adalah:
1) Menjadikan telur asin aneka rasa ini sebagai produk olahan yang murah, praktis dan bergizi tinggi.
2) Teknologi pengolahan hasil ternak unggas (telur) yang sederhana dan inovatif sehingga membuka peluang berkelanjutan untuk mengolah hasil dari ternak lainnya ke dalam bentuk olahan.
3) Memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama pemenuhan serat tinggi untuk memperlancar pencernaan.
4) Melatih dan membangun jiwa kewirausahaan mahasiswa, serta mengasah kepekaan dan institusi bisnis sejak dini terhadap peluang yang ada di masyarakat.
5) Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat umum sebagai pengembangan usaha kecil dan menengah yang berkelanjutan, serta menjadi langkah awal menuju produksi massal
6) Membangun jaringan bisnis seluas-luasnya .
II. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KEGIATAN
II.I Konsep Usaha
Visi Perusahaan
Usaha Produksi “Telur Asin Aneka Rasa” Sebagai Alternatif Wirausaha Bagi Mahasiswa.
Misi Perusahaan
Pemanfaatan telur itik sebagai bahan utama dalam usaha meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan.
Analisis SWOT dari rumusan Visi dan Misi serta Tujuan
a) STRENGHT (KEKUATAN)
•Semangat yang kuat dan mempunyai jiwa kewirausahaan disetiap anggota tim dan mempunyai latar belakang pendidikan dibidang Teknologi Pertanian.
•Tersedia telur itik yang cukup sebagai bahan utama.
b) WEAKNESS ( KELEMAHAN)
•Bagi mahasiswa usaha telur asin aneka rasa ini adalah usaha pertama kalinya.
c) OPPORTUNITY (PELUANG)
•Lokasi usaha telur asin aneka rasa ini merupakan wilayah yang mudah untuk mendapatkan bahan baku serta berada dikawasan Sleman yang notabenenya daerah yang banyak wisatanya dan banyak tempat pusat oleh-olehnya.
• Produk telur asin aneka rasa ini, masi jarang ditemui ditempat-tempat strategis itu.
• Belum banyak orang yang bisa memproduksi Telur Asin Aneka Rasa ini.
d) THREATS (TANTANGAN)
• Membantu masalah warga sekitar, agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan, dan tercapainya kesejahteraan keluarga.
II.II Analisis Pasar dan Persaingan
a. Segmentasi Pasar
Bila didasarkan pada faktor demografi, segmentasi pasar untuk produk telur asin cenderung pada segmen kelompok ekonomi menengah karena disesuaikan dengan harga dan target pasar yang ada. Selain itu diasumsikan kelompok masyarakat ekonomi menengah merupakan kelompok masyarakat yang peduli akan kesehatan, sehingga produk ini cocok untuk mereka
b. Target Pasar
Berdasarkan segmentasi pasar yaitu beberapa tempat pasar, toko, warung makan, swalayan, yang akan kita gunakan untuk menyalurkan kepada konsumen, yaitu :
No. Nama Tempat Nama Penjual/ Pemilik No. HP
1. Pasar Sleman Ibu Yanti -
2. Pasar Cebongan Ibu Sibun -
3. Warung Penyetan seturan Bapak Atar 0878 3891 9480
4. Toko Arrozi Bapak Arrozi 0852 2821 2121
5. Warung Makan bu Ninik Ibu Ninik 0813 9214 6795
6. Angkringan Maguwo Ibu Ika 0878 3831 8098
7. Warung makan gandem Mbak Desi 0856 4075 5882
8. Soto Soleh Jl. Magelang Bapak Soleh -
9. Devi Catering Ibu Utik 0856 4300 2821
c. Positioning
Usaha Produksi “Telur Asin Aneka Rasa” Sebagai Alternatif Wirausaha Bagi Mahasiswa
d. Potensi Pasar di D.I. Yogyakarta
Sejauh pengamatan yang telah dilakukan, masih jarang yang menjual produk telur asin yang memiliki berbagai macam rasa di yogyakarta ini. Ini merupakan peluang yang besar bagi kita untuk mengembangkan usaha ini dan memajukan usaha ini lebih lanjut. Adapun pesaingnya berupa produk telur asin bisa yang hanya memiliki rasa asin saja, atau sesuai dengan namanya. Namun persaingan tersebut dapat kita minimalisir, karena orang / maasyarakat sekarang lebih tertarik dengan sesuatu yang baru, tetapi tidak mengabaikan/ mengubah unsur kearifan lokal dan cita rasa semula dari telur asin tersebut , karena kita hanya memvariasi penambahan telur asin menjadi berbagai rasa.
II.III Analisis Operasional
a. Desain Produk (Product)
Telur asin ’aneka rasa’ adalah nama merk (brand) dari telur itik tersebut. Pemilihan nama ini diambil dari hasil olahan produk tersebut menjadi telur asin. Penggunaan nama tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi konsumen. Sedangkan pemilihan kata ’aneka rasa’ adalah karena telur asin ini diolah dengan cara penambahan aneka rasa yaitu antara lain: rasa soto, rasa gulai, rasa cokelat dan rasa telur asin asap. Produk ini merupakan salah satu usaha inovasi olahan dari telur itik untuk menambah harga jual dari telur itik itu sendiri. Pembuatannya sangat mudah, yaitu dengan diolah dengan berbagai rasa yang sudah digemari oleh masyarakat luas.
Bentuk dari produk ini adalah telur asin dengan aneka rasa (Gambar 1). Adalah Hasil dari olahan yang kemudian dapat dikemas dengan plastik dan ditutup dengan plastic sealer sehingga lebih higienis dan dapat tahan lebih lama. Waktu kadaluarsa untuk produk ini adalah kurang lebih selama 1 - 2 Minggu. Untuk 1 bungkusnya dengan jumlah 4 butir telur, kurang lebih memiliki berat bersih ¼ Kg. Untuk mempertahankan kualitasnya, produk ini diberi cap untuk menjamin keaslian produk, serta tidak kita gunakan pengawet buatan.
b. Tempat Usaha (Place)
Produksi telur asin aneka rasa ini akan dilaksanakan di Yogyakarta dan pada tahap awal akan dilakukan dalam bentuk pengerjaan skala (Home Industry) usaha rumah tangga. Setelah itu pada tahap selanjutnya, dalam pembuatan telur asin aneka rasa akan diikutsertakan ibu-ibu dan remaja putri di Dusun Warak RT 06/ RW 08 Sumberadi Mlati Sleman Yogyakarta 55288. Hal ini dilakukan mengingat warga dusun Warak terutama ibu-ibu aktif dalam kegiatan perkumpulan rutin untuk kegiatan simpan pinjam, jadi dengan adanya bentuk program kewirausahaan ini dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sarana untuk menambah kegiatan ibu-ibu dan juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Sehingga cangkupan/ tujuan awal dari kewirausahaan ini juga dapat untuk memberdayakan warga sekitar. Pemberdayaan masyarakat ini juga merupakan salah satu usaha kita untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.
Area distribusi dari pemasaran telur asin aneka rasa ini akan kita distribusikan diseluruh DI. Yogyakarta yang meliputi 5 Kabupaten, yaitu Yogyakarta, Kulon Progo, Sleman, Gunungkidul, dan Bantul. Sedangkan pada tahap awal, produk ini dijual ke: kantin mahasiswa kampus, pasar, toko kelontong, toko-toko makanan dan oleh-oleh dan untuk tahap perkembangan akan dipasarkan melalui mini market serta supermarket.
c. Pengawasan kualitas
Sebagaimana diatur dalam UU tentang pengawasan produk makanan, bahwa pengawasan kualitas suatu produk adalah sangat penting. Dalam program kewirausahaan yang diusulkan, pengawasan kualitas dilakukan terhadap bahan baku, proses dan produk jadi. Untuk pengawasan kualitas bahan baku, telur asin di sortir sesuai kualitas yang baik yaitu umur telur dan masa penyimpanan telur. Untuk pengawasan kualitas proses, dilakukan dengan melihat Standarisasi pengolahan telur asin. Sedangkan kualitas hasil produksi ukuran kualitas dilihat dari nilai gizi,keseragaman ukuran, timbangan, kerapian pembungkusan (packing) dan waktu kadaluwarsa.
d. Marketing/ Promosi (Promotion)
Kegiatan promosi tahap awal akan difokuskan di Kota Yogyakarta lebih spesifik di kabupaten Sleman karena diasumsikan daerah ini merupakan daerah yang strategis dan merupakan sentra wisata dan budaya. Banyak toko oleh-oleh dan toko snack yang ada di daerah ini sehingga akan lebih mudah mempertemukan konsumen dengan penjual produk telur asin aneka rasa ini.
Beberapa metode promosi yang akan kami gunakan untuk memperkenalkan produk inovatif ini di Yogyakarta adalah sebagai berikut:
-Launching Produk
Dilakukan pada kegiatan/event yang diadakan di kota Yogyakarta dalam bentuk stand penjualan.
- Pembuatan leaflet dan brosur promosi.
- Sistem door to door.
- Kerjasama dengan warung, tempat burjo dan tempat makan sederhana.
- Penjualan ke toko oleh-oleh khas Jogja, pasar tradisional dan toko snack.
- Bekerja sama dengan Kantin Mahasiswa, koperasi, dan swalayan.
- Pemberitaan melalui media massa cetak dan elektronik.
Metode promosi tersebut dilakukan pada tahap awal produksi. Pada saat tahap pengembangan, akan digunakan media yang lebih berskala nasional sehingga produk telur asin aneka rasa ini sebagai telur asin kaya rasa dan protein, dapat dikenal oleh seluruh Indonesia.
e. Analisis Aspek Sumber Daya Manusia
Apabila usaha ini sudah masuk tahap berkembang, maka kami memerlukan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi ini terdiri dari 2 orang pegawai untuk urusan administrasi dan marketing, 2 orang bertugas memasok bahan baku, membuat telur asin aneka rasa, kemudian mengemas.
Untuk meningkatkan keterampilan karyawan perlu ditambah bekal keterampilan dengan mengikutkan ke pelatihan-pelatihan, misalnya Pelatihan pegolahan telur asin, pelatihan cara pembungkusan (packing). Sehingga karyawan akan tertata ketika bekerja dan hasil produksinya akan memenuhi standart kualitas. Sejak masuk karyawan sudah menandatangani kontrak perjanjian yang berisi hak dan kewajiban termasuk sanksi pelanggaran.
f. Analisis Aspek Ekonomi/ Harga Penjualan
Bahan baku berupa telur itik memiliki harga pasaran yang relatif murah yaitu Rp 1.100/butir. Hal ini sangat menguntungkan karena biaya produksinya pun akan lebih murah. Telur asin biasa umumnya memiliki harga kurang lebih di atas Rp 1.400 – 1.500 untuk setiap butirnya. Hal tersebut dikarenakan, hanya pengolahan telur asin tersebut hanya pengolahan biasa. Sedangkan untuk harga jual Telur asin aneka rasa sendiri adalah Rp 2.500 – Rp 3.000 per butir. Bila dilihat dari prospeknya, maka akan sangat menguntungkan jika kita bandingkan dengan telur asin biasa.
Untuk mengetahui apakah kewirausahaan ini layak atau tidak layak untuk dijalankan, di bawah ini disajikan Analisis Laba-Rugi dan Bisnis Plan dari program yang akan dijalankan, dengan kapasitas produksi telur asin 1000 butir/bulan . Karena daerah pemasaran untuk permulaan mencakup kota Yogyakarta (dengan target kantin,pasar tradisional, toko, dan pasar swalayan).
Kebutuhan modal kerja selama 1 bulan :
AKTIVA LANCAR
1. Stok bahan baku (telur itik mentah)
1000 x Rp 1100,- Rp 1.100.000.00
2. Stok bahan pendukung (Bumbu, Garam,
Bata Merah, dll) Rp 130.000.00
3. Kemasan Rp 112.500.00
4. Bahan bakar ( LPG ) Rp 15.000.00
5. Biaya Produksi Rp 100.000.00
6. Promosi Rp 61.000.00
7. Piutang dagang Rp -
Total modal kerja yang diperlukan Rp 1.518.500.00
Analisis Laba-Rugi (kurun waktu 6 bulan):
Keterangan Bulan Butir
perbulan Harga/Butir
(Rp) Jumlah Pengeluaran Penghasilan
Pendapatan
Hasil penjualan telur 6 1000 2.500 - 15.000.000
Pengeluaran
Bahan baku 6 1000 1.100 6.600.000 -
Bahan pendukung 6 1 130.000 780.000 -
Bahan bakar ( LPG ) 6 1 15.000 90.000 -
Kemasan 6 1 112.500 675.000 -
Biaya Produksi 6 1 100.000 600.000 -
Promosi 1 1 61.000 61.000 -
Telekomunikasi 6 1 50.000 300.000 -
total pengeluaran
(6 bulan) 6 - - - 9.106.000
total laba (6 bulan) sebelum pajak 6 - - - 5.894.000
pajak 5% 6 - - - 294.700
total laba bersih 6 bulan 6 - - - 5.599.300
BISNIS PLAN ( per 6 bulan / 1 bulan: 1000 butir )
NO. TARGET TH.2012 TH. 2013 TH. 2014
PENJUALAN Jan-Juni Juli-Des Jan-Juni Juli-Des Jan-Juni Juli-Des
NAMA PASAR
1 Kantin Kampus 1.000.000 1.040.000 1.080.000 1.120.000 1.160.000 1.200.000
2 Toko Kelontong 1 700.000 740.000 780.000 820.000 860.000 900.000
3 Toko Kelontong 2 800.000 840.000 880.000 920.000 860.000 900.000
4 Pasar Cebongan 1.200.000 1.240.000 1.280.000 1.320.000 1.360.000 1.400.000
5 Pasar Sleman 1.200.000 1.240.000 1.280.000 1.320.000 1.360.000 1.400.000
6 Pasar Denggung 800.000 840.000 880.000 920.000 960.000 1.000.000
7 Pasar Ngino 1.300.000 1.340.000 1.380.000 1.420.000 1.460.000 1.500.000
8 Pasar Godean 1.300.000 1.340.000 1.380.000 1.420.000 1.460.000 1.500.000
9 Warung Masakan Padang 2 1.000.000 1.040.000 1.080.000 1.120.000 1.160.000 1.200.000
10 Warung Makan Sederhana 1 1.000.000 1.040.000 1.080.000 1.120.000 1.160.000 1.200.000
11 Warung Soto 1 700.000 740.000 780.000 820.000 860.000 900.000
12 Warung Soto 2 600.000 640.000 680.000 720.000 760.000 800.000
13 Toko Pusat Oleh-oleh 1 1.400.000 1.440.000 1.480.000 1.520.000 1.560.000 1.600.000
14 Toko Pusat Oleh-oleh 2 1.200.000 1.240.000 1.280.000 1.320.000 1.360.000 1.400.000
15 Outlet 1 800.000 840.000 880.000 920.000 960.000 1.000.000
TOTAL 15.000.000 15.600.000 16.200.000 16.800.000 17.400.000 18.000.000
Laba bersih 5.599.300 11.198.600 16.797.900 22.397.200 27.996.500 33.595.800
II.IV Analisis Resiko dan Peluang Pasar
Resiko yang dihadapi dalam tahap awal adalah pada sumber daya manusia yang masih berstatus Mahasiswa sehingga dimungkinkan kurang dipercaya oleh pihak-pihak pemberi modal. Meskipun berstatus mahasiswa, 5 orang pelaksana program memiliki berbagai macam pengalaman baik melalui kegiatan organisasi, pengabdian, penelitian maupun kegiatan wirausaha terdahulu yang memberikan modal awal untuk mengembangkan bisnis ke depan. Sedangkan pada tahap lanjut, personil produksi akan ditingkatkan dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri di Warak RT 06/RW 08 Sumberadi Mlati Sleman Yogyakarta 55288.
Adapun resiko lain yang dihadapi adalah modal awal, karena untuk sampai ke tahap perkembangan perlu banyak biaya awal seperti pembelian bahan-bahan tak habis pakai misalnya Kompor Gas, LPG, plastic sealer,dll. Pendaftaran ke badan POM dan DINKES, biaya promosi dan launching, serta riset berkelanjutan untuk mengkaji produk kami dalam rangka meningkatkan jaminan mutu produk yang akan bersaing di tingkat nasional.
II.V Keberlanjutan Usaha dan Rencana Jangka Panjang
Program ini diharapkan mampu untuk dikembangkan sesuai bisnis plan dengan membuka tempat penjualan baru rata–rata dua tempat dalam kurun waktu 6 bulan usaha sehingga dapat meningkatkan omset penjualan diiringi dengan ditambahnya karyawan baru sehingga dapat mengurangi pengangguran dengan semakin meluasnya peluang kerja.
Keberlanjutan wirausaha ini juga dapat dilakukan dengan membuat variasi dari teur asin aneka rasa ini dan melihat minat konsumen sehingga dengan inovasi yang dilakukan dapat menjaga keberpihakan konsumen terhadap produk ini.
Bila tahap awal sudah berhasil dilalui yaitu kurang lebih 5-6 Bulan untuk mencapai kondisi established, maka tahap pengembangan akan dilakukan di skala lebih luas. Pada tahapan ini, produk telur asin aneka rasa ini akan disebarluaskan ke kota-kota besar yang ada di JAWA. Sedangkan setelah 2 - 3 tahun diharapkan produk telur asin aneka rasa sudah established di skala Luar Provinsi dan dapat bekerja sama dengan pihak- pihak lain sehingga produk ini dapat dipasarkan ke skala Nasional tentu saja dengan perbaikan kualitas dan mutu produk dari telur asin aneka rasa ini. Sedangkan untuk bahan baku utama. Kita akan memulai beternak itik yang lebih luas besar, sehingga ketersediaan bahan baku akan lebih mudah dan terjamin.Untuk daging itik tersebut juga dapat kita kelola ataupun dijual untuk menambah pendapatan. Untuk Rencana lahan akan kita gunakan untuk beternak itik , akan kita tempatkan di Ngino Seyegan Sleman Yogyakarta karena bibit itik dan kebutuhan pakan itik mudah dicari disana.
III. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
III.I Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui minat konsumen, maka akan dilaksanakan survei awal mengenai penampilan dan rasa dari telur asin aneka rasa, memberikan quisioner serta menerima saran dan kritik untuk meningkatkan mutu dan kualitas. Selain itu untuk data komposisi bahan, harga bahan baku, hasil uji sensoris, harga produksi, dan proses produksi dilakukan dengan metode langsung yaitu data diperoleh dari objek program. Sedangkan data untuk kandungan gizi dari telur asin aneka rasa akan dilakukan dengan metode tak langsung yaitu bekerja sama dengan pihak lain, yang dalam hal ini adalah alhi Gizi dan laboratorium dalam bentuk data analisis kandungan gizi yang terkandung.
III.II Survei Bahan Baku
Bahan baku utama yang berupa telur itik banyak terdapat di daerah Ngino Seyegan Sleman dan banyak dibudidayakan disana. Untuk produksi jangka panjang, perlu dilakukan survei bahan baku, karena semakin besar kapasitas produksi semakin terjangkau pula harga jual oleh konsumen, sehingga produk telur asin aneka rasa dapat diproduksi secara massal dan menjadi lebih murah.
III.III Pembuatan ”Telur Asin aneka Rasa”
Bahan Bahan
200 butir telur itik yang sudah dibersihkan
2 Kg Garam Dapur
6 Kg Bata Merah yang dihaluskan
1 Paket Bumbu Soto
1 Paket Bumbu Gulai
Air 20 Liter
Cara Membuat
• Telur dicuci dengan air sampai bersih atau digosok dengan kertas ampelas halus.
• Larutkan tepung batubata + larutan garam (20 liter + 2 Kg garam) sampai adonan seperti odol.
• Untuk penambahan rasa (Soto, Gulai) campurkan bumbu-bumbu kedalam adonan batubata tadi.
• Telur dicelupkan dalam adonan batubata.
• Simpan dalam ember plstik ditempat yang teduh selama 10 – 15 hari.
• Setelah itu tinggal direbus/ dikukus hingga matang.
• Kemas atau packing sesuai dengan masing-masing rasa yang telah dibuat selanjutnya siap untuk dipasarkan.
III.IV Kandungan Mikrobia dalam pengolahan telur asin
Dalam pengolahan telur asin aneka rasa, terdapat jenis pengawet alami yang digunakan untuk mengawetkan telur asin ini pada proses pengolahan. Jenis pengawet tersebut adalah garam, bawang putih. Agar jenis bumbu-bumbu tersebut tidak mudah terkontaminasi dengan mikrobia yang dapat berkembang dalam perendaman itu, maka bumbu tersebut terlebih dahulu dilakukan penyangraian dengan maksud untuk mengurangi kadar air, sehingga mikrobia tidak dapat tumbuh. Pada salah satu literatur, kami juga menemukan jenis mikrobia yang bisa terkontaminasi dengan telur, apabila cara pengolahan tidak bersih, nama mikrobianya adalah SALMONELLA yang bisa yang bisa menyebabkan gejala diare & demam. Tapi ada solusi untukcara untk mengatasinya yaitu Masaklah telur bebek tersebut sampai benar-benar matang hingga kuningnya padat dan tidak ada yang masih cair. Hal ini agar bakteri salmonella yang menulari isi telur dipastikan mati.
III.V Pengemasan telur asin
Pengemasan dilakukan dengan cara memasukkan 4 butir telur asin ke dalam wadah plastik persegi dengan berat kurang lebih ¼ Kg. Bagian terbuka dari plastik tersebut kemudian bisa dirapatkan dengan plastic sealer atau bisa juga menggunakan stapless. Setelah itu baru diberi label pada bagian atas dari plastik tersebut sesuai dengan rasa telur asin tersebut.
III.VI Sosialisasi Kepada Masyarakat
Telur asin aneka rasa yang merupakan produk inovasi baru, ini memerlukan suatu sarana sosialisasi sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luas. Bentuk sosialisasi dapat dilakukan dengan pengikutsertaan penjualan telur asin pada kegiatan atau event-event besar yang ada juga dapat melalui pembuatan brosur atau pamflet.
III.VII Penjualan/Pemasaran Produk
Penjualan produk telur asin aneka rasa akan dilakukan secara door to door untuk tahap awal, dimulai dari lingkungan kampus hingga ke lingkungan luar kampus. Selain itu dapat pula bekerjasama dengan memasok pada kantin mahasiswa. Selain itu, penjualan dapat pula dilakukan pada saat kegiatan-kegiatan mahasiswa seperti training atau seminar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. I HASIL YANG DILAKUKAN DARI SELURUH PROGRAM
Hasil yang kita dapatkan pada salah satu penerapan IPTEK pengolahan telur menjadi berbagai macam aneka rasa ini salah satunya memunculkan minat dari banyak konsumen terhadap produk baru yang dihasilkan, serta menjaga mutu dan kualitas adalah sesuatu yang tidak dapat lepas dari proses produksi telur asin ini. Telur asin yang memiliki rasa lezat umumnya memiliki keunggulan pemasaran yang jauh lebih baik dibandingkan dengan telur asin dengan rasa biasa. Faktor rasa bagi pembeli menjadi hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mampu memproduksi telur asin dengan rasa yang lezat agar dapat terjaga kualitas dan minat dari konsumen tersebut. Dari banyak data yang kami dapatkan sewaktu melakukan usaha ini adalah jika system pemasaran dapat kita pegang, dalam arti bahwa segmentasi pasar harus diperhatikan ternyata efek dari penjualan itu sangatlah baik dan segala kendala dapat diminimalisir.
Berbagai macam teknologi pengolahan akan terus kita lakukan guna memperbaiki dari kualitas rasa ataupun menambah lagi rasa dari produk telur asin ini, sehingga produk telur asin aneka rasa ini dapat terus berkembang dimasyarakat.
IV. II JALUR PEMASARAN
Pola pemasaran produk telur asin ini terbagi tiga, yaitu :
1. Menjual langsung produk ke pasar-pasar setempat. Daerah pemasaran hanya berkisar
pada pasar-pasar yang terdapat pada kabupaten yang sama dengan daerah produsen telur asin yang bersangkutan.
2. Bekerjasama dengan tenaga-tenaga pemasaran. Para tenaga pemasaran tersebut akan
menjual telur asin ke rumah-rumah makan atau konsumen secara langsung. yang menjadi daerah pemasaran utama untuk produksi telur asin dari wilayah ini adalah Kab Sleman dan sekitarnya.
3. Konsumen bisa langsung memesan produk telur asin aneka rasa ini dengan
mendatangi rumah produksinya langsung.
Dari ketiga jenis pemasaran di atas, untuk pemesanan yang hanya memerlukan angkutan darat semua produk diangkut dengan kendaraan, sedangkan untuk pemesanan pribadi, pemesan bisa langsung mendatangi rumah produksi langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar